AndroidPonsel.com – Di tengah kecanggihan teknologi saat ini, kita tidak bisa menampik bahwasanya masih banyak kejahatan-kejahatan siber atau kejahatan di dunia maya. Sampai-sampai ada istilah “No System is Safe” atau dalam bahasa Indonesia berarti “tidak ada sistem yang aman”, bahkan perusahaan-perusahaan besar sekalipun termasuk Google Play Store selalu ada celah keamanan yang berhasil disusupi.
Apa itu?
Dikutip berbagai referensi salah satunya dari liputan6.com, Peneliti dari perusahaan keamanan Kaspersky baru saja mengungkap keberadaan Malware berbahaya di Google Play Store, yakni PhantomLance.
Laporan itu juga menyebutkan, malware PhantomLance tampaknya telah bersembunyi di toko aplikasi Google tersebut sejak lama dan kita sejak lama juga tidak menyadarinya.
Adapun beberapa aplikasi jahat yang terinfeksi malware itu disebarkan via Play Store dan toko alternatif lain, seperti APKpure dan APKCombo.
Baca juga: Cara Menghilangkan Iklan pop up di Android Karena Malware
Dalam aksinya, pelaku kejahatan dapat menggunakan aplikasi malware PhantomLance ini untuk memata-matai kegiatan dan mencuri data korbannya.
Dikutip dari laporan Kaspersky, Kamis (30/4/2020), malware PhantomLance ini telah menyusup ke Google Play Store selama lebih dari 4 tahun.
Adapun berdasarkan dugaan tim peneliti keamanan, aplikasi jahat yang terinfeksi Malware ini dibuat oleh tim OceanLotus Advanced Persistent Threat (APT) yang berbasis di Vietnam.
Lebih lanjut, Kaspersky juga mengumumkan sejumlah negara yang menjadi target penyebaran malware ini.
Siapa saja itu?
Mayoritas, korban malware ini berasal dari negara-negara meliputi Vietnam, Bangladesh, Indonesia, dan India, dan mengumpulkan data lokasi, log panggilan dan kontak.
Apa kegiatan lain yang dilakukan oleh pelaku?
Tak hanya itu, pelaku juga dapat hingga memantau aktivitas SMS, dan membaca versi OS ponsel, model dan daftar aplikasi yang diinstal.
Sangat berbahaya bukan?
“PhantomLance telah menginvasi Play Store lebih dari lima tahun dan mampu mem-bypass filter keamanan di toko aplikasi Google dengan cara canggih,” kata Alexey Firsh, salah satu peneliti Kaspersky.
Menurut laporan yang dilaporkan, “pelaku dapat mengunduh dan mengaktifkan kode berbahaya di aplikasi, dan menyesuaikannya dengan perangkat korban, seperti versi Android dan aplikasi yang diinstal.”
“Dencan cara ini, pelaku dapat menghindari kondisi aplikasi overload dengan fitur yang tidak perlu dan pada saat yang sama mengumpulkan informasi yang diinginkan,” ujarnya.
Maka dari itu, tetap waspada dan jangan sembarang mengakses hal yang tidak perlu ya!
karena pilihan sobat adalah keamanan sobat!
Spesialisasinya pada Android dan aplikasi mobile telah membantu banyak pengguna dalam memahami dan memaksimalkan penggunaan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya penulisan yang informatif dan mudah dimengerti, Indra telah menjadi referensi bagi banyak orang yang mencari informasi tentang Android dan aplikasi mobile.