TikTok, sebagai salah satu platform video pendek yang paling populer di dunia, terus berupaya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam operasionalnya. Baru-baru ini, media soyacincau mengunjungi Pusat Transparansi dan Akuntabilitas (Transparency and Accountability Center/TAC) milik TikTok yang berlokasi di Singapura. Dalam kunjungan ini, dipaparkan berbagai mekanisme pengawasan yang diterapkan oleh TikTok untuk menjaga keamanan platform.
Jumlah dan Distribusi Auditor TikTok
TikTok saat ini memiliki lebih dari 40 ribu auditor di seluruh dunia yang bertugas mengelola konten dalam lebih dari 70 bahasa. Para auditor ini tersebar di berbagai pasar dan dilengkapi dengan pemahaman tentang konteks lokal dan hukum dari masing-masing negara. Menurut laporan transparansi TikTok, distribusi auditor bahasa Asia cukup signifikan, dengan 8.3% diantaranya bertanggung jawab untuk bahasa Indonesia, 4.7% untuk bahasa Vietnam, 3.9% untuk bahasa Thailand, 2.9% untuk bahasa Melayu, 2.8% untuk bahasa Filipina, dan 2.3% untuk bahasa Jepang.
Teknologi dan Proses Audit Konten
Setiap konten yang diunggah ke TikTok akan melalui teknologi audit otomatis yang canggih. Teknologi ini mencakup berbagai aspek seperti visual, audio, judul, deskripsi, dan kata kunci. Jika sistem mendeteksi bahwa konten tersebut melanggar pedoman komunitas, maka konten tersebut akan dihapus secara otomatis. Namun, dalam kasus tertentu di mana tingkat pelanggaran tidak jelas, sistem audit otomatis akan menyerahkan konten tersebut kepada auditor manusia untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Menurut data TikTok, dari semua video yang diunggah secara global, 0.9% diantaranya dihapus, dengan 97.7% dari jumlah tersebut dihapus secara proaktif. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konten yang tidak pantas berhasil dihapus sebelum ada laporan dari pengguna.
Mekanisme Banding dan Pengelolaan Iklan
TikTok menyediakan mekanisme banding bagi pengguna yang merasa kontennya ditandai secara keliru sebagai pelanggaran. Proses banding ini akan mengembalikan konten yang bermasalah kepada auditor untuk ditinjau kembali dan diputuskan apakah konten tersebut dapat diunggah kembali.
Dalam hal pengelolaan iklan, TikTok menerapkan tiga tingkat audit untuk mencegah penipuan iklan. Semua iklan akan ditinjau berdasarkan pedoman komunitas, kebijakan iklan, dan kebijakan kreatif. Sebelum akun diizinkan untuk memulai kampanye iklan, ada proses verifikasi yang memerlukan informasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa pengiklan memiliki reputasi yang baik.
Kebijakan terhadap Konten Buatan AI
TikTok juga memiliki kebijakan ketat terhadap konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (Artificially Generated Content/AGC). Platform ini melarang AGC yang menggambarkan sumber otoritas palsu atau kejadian krisis. Selain itu, TikTok juga melarang penggunaan AGC untuk menampilkan tokoh nyata atau fiktif di platform mereka.
Penutup
Dengan berbagai upaya dan mekanisme pengawasan yang diterapkan, TikTok berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kredibilitas platformnya. Melalui ribuan auditor yang terlatih dan teknologi canggih, TikTok mampu mengelola konten dalam berbagai bahasa dan memastikan bahwa platform tetap aman bagi penggunanya. Kebijakan ketat terhadap konten iklan dan buatan AI semakin memperkuat komitmen TikTok terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Dengan terus berinovasi dan menjaga standar tinggi dalam pengawasan konten, TikTok berupaya menciptakan lingkungan digital yang positif dan aman bagi semua pengguna di seluruh dunia.
Slamet adalah seorang blogger yang bersemangat tentang segala hal yang berkaitan dengan Android, mulai dari aplikasi dan game terbaru hingga perkembangan kendaraan listrik seperti sepeda motor listrik.