Salah satu perusahaan game terbesar di dunia, Tencent, meluncurkan sebuah teknologi pengenalan wajah. Teknologi ini memiliki tujuan untuk memindai wajah anak di bawah umur yang masih melakukan aktivitas game pada platform mereka ketika telah larut malam, ini juga sebagai salah satu usaha Tencent untuk membantu mencegah kecanduan game yang marak terjadi.
Seperti dilaporkan The Verge, di Tiongkok sendiri pemerintah telah memiliki fokus khusus untuk mengatasi masalah kecanduan video game selama bertahun-tahun namun baru-baru ini mencapai beberapa tonggak penting. Pada tahun 2019 mereka memperkenalkan undang-undang yang melarang anak di bawah umur bermain video game antara pukul 10 malam hingga 8 pagi atau bermain lebih dari 90 menit pada hari kerja.
Dan mulai 1 Juni 2021, setiap game di negara tersebut diharuskan menambahkan sistem otentikasi baru yang memeriksa identitas nasional para pemain untuk membantu memblokir pemain di bawah umur agar tidak melewati batasan waktu, itu semua dilakukan demi mencegah kecanduan game.
Sebenarnya Tencent telah menempuh cara tersebut, namun perusahaan kesulitan untuk mengenali paa pemain di bawah umur yang terus menemukan cara untuk menyiasati aturan tersebut salah satunya dengani menggunakan akun orang tua mereka.
Sistem pengenalan wajah yang mereka sebut sebagai “Midnight Patrol” ini merupakan upaya untuk memeriksa bahwa apakah pengguna benar – benar dewasa atau tidak. Teknologi ini diluncurkan pada tanggal 5 Juli di lebih dari 60 game seluler, termasuk game hit Honor of Kings dan Game for Peace atau PUBG versi Tiongkok yang lebih patriotik. Sistem pengenalan wajah hanya dilakukan untuk wilayah Tiongkok dan hanya untuk game seluler, perusahaan mengonfirmasi, jadi game PC seperti League of Legends saat ini dikecualikan.
Pada dasarnya ini akan mendeteksi bilamana ada orang yang bermain game saat tengah malam atau melakukannya dalam waktu yang lama atau menghabiskan sejumlah uang dalam permainan. Teknologi ini meminta pengguna mencentang kotak di backend Tencent lalu memverifikasi identitas mereka melalui pengenalan wajah, baik melalui database itu atau melalui database yang sudah mereka gunakan.
Tencent memastikan bahwa mereka tidak akan menyimpan hasil pemindaian baru itu sendiri dan sepertinya itu dibangun di atas sistem pengawasan pengenalan wajah negara yang sudah ada di China, dan pemindaian apa pun yang sudah diberikan oleh pengguna China kepada Tencent.
Ketika pengguna bermain game setelah berjam-jam mereka akan diminta untuk pemindaian wajah, jika menolak mereka akan langsung dikeluarkan dari permainan. Tencent sebenarnya mulai menguji coba sistem pengenalan wajah ini pada tahun 2018, dan perusahaan juga mulai menjalankan pemeriksaan semacam ini tahun lalu ketika Tencent menyadari banyak anak yang mungkin mencuri akun kakek-nenek mereka.
Ini terjadi karena banyak anak-anak yang tinggal bersama kakek-neneknya, karena orang tuanya bekerja di kota, sehingga mereka cenderung menggunakan akun kakek-nenek mereka tanpa sepengetahuan.
Baca juga: Kerjasama Black Shark dan Tencent Akan Hadirkan Ponsel Gaming yang lebih baik
Di Indonesia seperti dilansir Detik, Pemerintah juga berupaya mengatasi masalah ini dengan mengatur klasifikasi usia pengguna game melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2016 tanggal 20 Juli 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik. Meski begitu, aturan pembatasan waktu bermain game memang belum diatur.