Samsung memiliki kebiasaan untuk merilis sebuah smartphone baru seri Note mereka pada paruh kedua di setiap tahunnya. Namun sepertinya kebiasaan itu akan berubah, setelah CEO Samsung Electronics Dong-jin Koh mengungkapkan dalam rapat pemegang saham reguler ke – 52 bahwa mereka tak akan meluncurkan perangkat seri Galaxy Note pada paruh kedua tahun ini. Lebih lanjut dirinya juga mengatakan bahwa perusahaan belum memutuskan masadepan varian Galaxy Note.
Sebelumnya pada bulan Januari lalu, Samsung merilis ponsel – ponsel andalan mereka yakni Galaxy S21, Galaxy S21 + V dan Galaxy S21 Ultra. Nama terakhir menjadi ponsel pertama dalam keluarga S milik Samsung yang hadir dengan dukungan stylus S Pen. Oleh karena itu, akan sulit bagi Samsung untuk kembali meluncurkan ponsel dengan dukungan stylus pada tahun ini.
S Pen sendiri sebelumnya merupakan fitur eksklusif yang di berikan perusahaan asal Korea Selatan tersebut pada keluarga Note mereka. Namun nyatanya kini setelah memunculkannya pada S21 Ultra, beberapa laporan menyebutkan bahwa dukungan S Pen juga akan diberikan pada Galaxy Z Fold 3 yang akan datang.
Rumor lain juga mengklaim bahwa di masa depan dukungan S Pen tak hanya akan didapatkan model – model kelas atas namun juga perangkat – perangkat kelas menengah. Hal itu memunculkan spekulasi bahwa Samsung memiliki rencana untuk menghentikan lini Galaxy Note sepenuhnya.
Spekulasi tersebut sebenarnya telah dibantah oleh Koh, yang mengatakan bahwa tak dirilisnya perangkat baru keluarga Note pada tahun ini bukan berarti mereka akan melakukan hal yang sama pada tahun – tahun mendatang.
Satu hal lain yang mungkin mempengaruhi keputusan Samsung untuk tak merilis seri Galaxy Note yang baru adalah kelangkaan prosesor yang termasuk dialami oleh Qualcomm. Perusahaan tersebut kabarnya sedang kualahan memenuhi perminataan prosesornya besutannya termasuk didalamnya Snapdragon yang menjadi andalan mereka.
Seperti dirilis Reuters seorang sumber orang dalam di Samsung mengatakan bahwa mereka sedang kekurangan chip buatan Qualcomm yang berpengaruh pada produksi ponsel – ponsel Samsung kelas menengah dan kelas bawah. Sumber lain mengatakan bahwa Samsung sedang kekurangan chip Snapdragon 888, namun tak dapat mengkonfirmasi apakah ini berpengaruh pada pembuatan ponsel – ponsel kelas atas mereka.
Yang menjadi ironi adalah jatuhnya Huawei mungkin akan memperburuk keadaan karena permintaan chip buatan Qualcomm menjadi lebih tinggi dari biasanya. Para podusen Android yang bergantung pada Qualcomm ingin memanfaatkan momentum dimana sebagian pelanggan beralih dari perangkat Huawei karena tak memiliki akses ke Play Store dan Google.
Baca juga: Samsung Galaxy M42, Ponsel 5G Pertama Samsung dari Seri M
Permintaan yang lebih tinggi itulah yang membuat Qualcomm kekurangan beberapa komponen yang digunakan dalam desain chipsetnya. Qualcomm, pada awalnya tidak begitu terpengaruh oleh kekurangan chip yang pertama kali melanda para produsen mobil dan perusahaan seperti AMD dan Nvidia untuk poduk CPU dan GPU mereka.
Namun situasi pandemi yang belum sepenuhnya normal membuat perusahaan yang bermarkas di San Diego, California tesebut akhinya turut terkena imbasnya. (via)