Sebuah perusahaan investasi yang bergerak di bidang bioteknologi, Aker, merupakan salah satu perusahaan pertama yang mulai mengeksplorasi penggunaan Bitcoin sebagai “baterai ekonomis”. Hal itu mereka sampaikan setelah menginvestasikan dana sebesar 58 juta USD kepada anak perusahaannya yang berfokus pada BTC, Seetee.
Pemilik Aker ASA Kjell Inge Rokke menuliskan pemikirannya tentang Bitcoin dalam sebuah surat investor setebal 23 halaman, dimana tulisan tersebut mencakup relevansi Bitcoin di sektor keuangan dan energi. Miliarder berusia 62 tahun itu percaya bahwa Bitcoin dapat berkembang sangat luas dari instrumen keuangan hingga sebuah baterai energi.
Menurut Rokke, Bitcoin dapat digunakan sebagai perangkat penyimpanan untuk meningkatkan efisiensi sumber energi terbarukan. Masalah dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau hidroelektrik adalah bahwa energi tersebut dihasilkan di daerah terpencil. Transmisi dan penyimpanan energi terbarukan adalah hambatan terbesar untuk pertumbuhannya.
Meskipun Bitcoin tidak dapat membengkokkan hukum fisika untuk menghidupkan pemanas air misalnya, namun proses penambangan dapat mengubah kelebihan listrik menjadi Bitcoin.
Nilai yang disimpan dalam baterai ekonomis ini dapat digunakan untuk mengukur pembangkit energi terbarukan. Aker bukanlah produsen listrik pertama yang memperkenalkan penambangan Bitcoin untuk meningkatkan efisiensi biaya. Iran dan Rusia telah mendirikan pabrik penambangan Bitcoin serupa di dekat pabrik lokal. Di masa lalu, perusahaan asal Jepang dan Australia juga telah mencoba untuk memindahkan perdagangan energi P2P dengan menggunakan blockchain.
Dalam sudut pandang Rokke Bitcoin saat ini masih berada pada tahap awal. Namun, pebisnis veteran tersebut juga tidak menafikan masalah skalabilitas Bitcoin dan batasan yang diberlakukan oleh pasokannya. Desain Bitcoin mengurangi imbalan penambangan setiap empat tahun dalam sebuah acara yang disebut “halving.” Karena peristiwa ini, penambang akan segera kehilangan insentif untuk menambang BTC.
Baca juga: Technosa Bitcoin FF Yang Viral
Rokke menyatakan bahwa cost merupakan satu-satunya mekanisme kompensasi jangka panjang yang dapat dijalankan. Blockstream dan Lightning Labs mencoba memperbaikinya dengan solusi masing-masing seperti Lightning Network dan Liquid Network.
Seetee akan menggunakan produk-produk Liquid dan Elemen Blockstream untuk aplikasi industri seperti valuta asing, pengelolaan kas, penyelesaian perdagangan dan verifikasi emisi.
Baca juga: 6 Aplikasi Crypto Indonesia Terbaik untuk Aktivitas Trading Anda
Terakhir, Rokke mengatakan bahwa sebagai sebuah penyimpanan nilai Bitcoin sudah melampaui emas dalam hal emisi karbondioksida, dengan efisiensi yang dihasilkan hingga pada tingkatan 30%. Meskipun tidak sepenuhnya yakin bahwa Bitcoin dapat menggoyahkan emas, dia yakin bahwa Bitcoin memiliki potensi kenaikan yang lebih besar daripada emas di masa depan.
Pendapat yang kurang lebih sama sebelumnya juga dikemukakan oleh senior commodity strategist Bloomberg, Mike McGlone yang mengatakan bahwa sejumlah indikator menunjukan bahwa BTC telah menyingkirkan emas sebagai aset safe haven yang utama.
Dalam sebuah tweet di akun pribadinya, McGlone menjelaskan bahwa berdasarkan indikator teknis dan fundamental Bitcoin memiliki potensi untuk menggeser emas.
“Emas akan selalu mendapat sebuah tempat di dalam koleksi perhiasan dan koin, namun mayoritas indikator telah menunjukkan laju percepatan Bitcoin yang menggantikan emas sebagai penyimpan nilai dalam portofolio investor.” Cuitnya. (via)