Sobat sedang ingin membuka rekening tabungan? Namun sobat kebingungan apakah ingin menabung di bank syariah dan bank konvesional? Jangan buru-buru, kenali dahulu perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional agar sobat tidak menyesal nantinya!
Membuka rekening memang sangat membantu dalam memanajemen keuangan. Dengan membuka rekening, para pengguna dimudahkan seperti dapat bertrasaksi dengan mudah secara online, melakukan pengiriman uang dengan mudah, bahkan menabung tanpa takut uang hilang atau rusak.
Tentu saja bank juga berlomba-lomba dalam pelayanan serta promosi untuk meningkatkan minat orang untuk menjadi nasabah. Nah saat ini memang bank banyak sekali, tentunya setiap bank memiliki perbedaan serta keunggulan masing-masing. Saat ini pun bank ada dua versi, yaitu bank syariah dan bank konvensional.
Apa Saja Perbedaan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional
Nama syariah dan konvensional memang tidak asing lagi. Nah jika sobat ingin membuka rekening namun kebingungan ingin menggunakan perbankan syariah atau konvensional, berikut akan kami ulas di bawah ini supaya sobat bisa paham!
Dasar Hukum
Perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang pertama yaitu ada dari dasar hukum. Pada hukum dari perbankan syariah sendiri sudah diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Kemudian landasan hukum ini diamandemen dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tahun 2008, UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Undang-Undang ini menjadi dasar hukum khusus yang mengatur kegiatan perbankan syariah. Selain itu, perbankan syariah juga di bawah payung peraturan yang dikeluarkan oleh BI/OJK serta fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Lain halnya dengan bank konvensional, kenapa pada bank konvensional sendiri menggunakan dasar hukum pada UU Perbankan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh BI/OJK saja.
Akad Transaksi
Perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang lainnya yaitu terletak pada akad transaksinya. Perlu sobat ketahui, jika pada bank konvensional, perjanjian transaksi hanya mengikuti aturan hukum yang berlaku secara umum.
Sedangkan untuk perbankan syariah sendiri mempunyai syarat- syarat sendiri yang berpacu pada hukum Islam. Misalnya saja seperti barang dan jasa yang harus jelas dan halal, tempat penyerahan yang jelas, serta status kepemilikan barang yang harus sepenuhnya dimiliki penjual, dan sebagainya.
Juga dalam akad perbankan syarah, adapun harus jelas dan transparan sehingga kedua belah pihak masing –masing mengetahui hak serta kewajiban.
Nah, disini ada bebapa contoh akad yang biasa dipakai yang sudah kami rangkum, berikut ulasannya:
- Murabahah: akad jual-beli yang tentunya memenuhi syariat, yaitu adanya kesepakatan harga dan keuntungan, jenis dan jumlah barang, serta cara pembayaran
- Musyarakah: akad yang dilakukan oleh para pemilik modal untuk menyatukan modalnya pada suatu usaha tertentu yang pelaksananya bisa ditunjuk dari salah satu mereka
- Qardh: akad peminjaman dana kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu yang telah disepakati
- Wadi’ah: akad penitipan barang atau uang yang bertujuan menjaga keamanan dan keutuhan titipan tersebut
- Dan sebagainya..
Denda Keterlambatan
Perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensinal lainnya sobat dapat melihat dari faktor denda keterlambatan.
Nah pada perbankan syariah sendiri tidak memiliki ketentuan beban uang tambahan / bunga yang harus dibayarkan bagi nasabah yang melakukan keterlambatan pembayaran. Tapi tidak serta merta mempunyai kebebasan denda terus menerus. nasabah yang ternyata mampu membayar tapi secara gamblang sengaja menunda pembayaran dan tidak memiliki itikad baik untuk segera melunasinya, maka pihak bank akan memberi sanksi sesuai dengan kesalahannya.
Nah adapun Sanksi tersebut jumlahnya sesuai dengan akad yang sudah disetujui dan ditandatangani bersama. Jadi intinya saling mengetahui dan tidak tiba-tiba memberi nominal sanksi.
Lain halnya dengan sistem perbankan konvensional, sobat perlu ketahui bahwa di bank konvensional nantinya akan ada uang tambahan atau bunga yang dibebankan jika sobat terlambat melakukan pembayaran. Perbedaan yang mencolok lagi yaitu jika sobat tidak segera melunasi dan melewati jatuh tempo, nantinya besaran bunga ini akan semakin bertambah dan bertambah. Dengan begitu, tagihan yang dibebankan nasabah bisa semakin membengkak. Besaran bunga ini juga tentunya telah diinformasikan kepada nasabah saat melakukan transaksi di awal. Jadi sama-sama menyetujui juga pada awalan.
Pengelolaan Bank Terhadap Dana
Pengelolaan dana di bank konvensional bisa dilakukan pada berbagai lini bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan.
Selama pengelolaan dana ini tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku maka pihak bank memiliki kebebasan untuk menjalankan dan mengelola dana tersebut.
Bank juga memiliki sejumlah kewajiban kepada nasabahnya terkait dengan dana simpanan dan investasi yang disetorkan ke bank yang bersangkutan.
Dalam bank syariah, dana nasabah yang diterima dalam bentuk titipan atau investasi tidak bisa dikelola pada semua lini bisnis secara sembarangan.
Pengelolaan dan investasi yang dilakukan bank syariah harus berdasarkan syariat Islam, di mana lini bisnis yang dipilih harus yang memenuhi aturan syariat Islam.
Pembagian Bunga atau Keuntungan
Nah Perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang terakhir yang waib sobat ketahui yaitu terletak pada sistem pembagian bunga atau keuntungannya. Maksudnya bagaimana?
Nah berdasarkan pada beberapa sumber, bank konvensional melakukan berbagai kegiatan dengan berbasis bunga, sedangkan perbankan syariah sebaliknya, yaitu tidak mengenal bunga melainkan lebih menerapkan prinsip untung dan rugi.
Nah maksudnya keuntungan dan kerugian yang didapatkan akan ditanggung secara bersama atau kolektif. Selain itu, dalam menjalankan kegiatan pembiayaan, bank syariah lebih menerapkan prinsip jual beli aset (murabahah) Untuk kegiatan jual beli yang keuntungan tersebut bisa didapatkan. Juga pada hal ini, perbankan syariah menerapkan jika pembayaran dilakukan dengan sistem cicilan, maka harga jual barang atau aset tetap sama dan tidak mengalami perubahan sampai akhir.
Berbanding terbalik dengan dengan sistem perbankan konvensional. Nah dalam hal melakukan kegiatan pembiayaan, perbankan konvensional sendiri sejatinya menerapkan sistem kredit. Bagaimana maksdunya?
Adapun disini harga barang bisa mengalami perubahan berdasarkan tingkat suku bunga. Bahkan setiap cicilan yang dibayarkan cenderung selalu mengalami kenaikan.
Baca juga: Memahami Kegunaan Beserta Keuntungan Menggunakan Internet Banking
Akhir Kata
Kira-kira begitu perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang kami paparkan secara singkat dan sederhana. Tentunya ini bisa menjadi pertimbangan untuk sobat kedepannya bukan?
Okedeh, terima kasih telah menyimak! Dan semoga sukses selalu!
Spesialisasinya pada Android dan aplikasi mobile telah membantu banyak pengguna dalam memahami dan memaksimalkan penggunaan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya penulisan yang informatif dan mudah dimengerti, Indra telah menjadi referensi bagi banyak orang yang mencari informasi tentang Android dan aplikasi mobile.