Sobat, era digital kini membawa kita ke fase di mana “mengawasi aplikasi anak” menjadi semakin penting. Dunia maya, sementara menawarkan banyak peluang, juga bisa menjadi tempat bagi pelaku kejahatan untuk bersembunyi dan menargetkan mereka yang paling rentan, seperti anak-anak kita. Kepolosan anak-anak bisa membuat mereka menjadi target mudah. Dalam fase di mana mereka gemar bertemu dan berteman dengan orang baru, anak-anak bisa dengan mudah berinteraksi dengan orang asing dan menganggap mereka sebagai teman baru.
Menyadari Bahaya di Dunia Maya
Faktanya, “Anak-anak sering beranggapan bahwa aplikasi yang mereka gunakan adalah untuk teman-teman seusianya,” kata Amanda Warford Videll, Public Affairs Officer FBI. Tapi realitanya jauh berbeda, Guys. Banyak orang dewasa berkedok sebagai anak-anak di aplikasi ini, mencari target potensial untuk dijadikan korban.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berkomunikasi dan membahas topik ini dengan anak-anak mereka. Membantu mereka mengerti bahwa tidak semua yang mereka temui di dunia maya adalah teman.
Daftar Aplikasi yang Harus Diwaspadai
Situs Protect Young Eyes mencatat sejumlah aplikasi yang harus diwaspadai oleh para orang tua. Jika kamu menemukannya di smartphone anakmu, mungkin waktu untuk mulai waspada. Beberapa aplikasi tersebut antara lain:
- After School
- Amino
- Among Us
- Ask.fm
- BeReal
- Bitmoji
- Boo
- Bunch
- Byte
- Clubhouse
- Discord
- Disney+
- DOWN
- Episode
- Facebook Messenger
- Facebook Messenger Kids
- Flipagram
- Fortnite: Battle Royale
- FriendO
- Gacha Life and Gacha Club
- GAS
- GIPHY
- Google Arts & Culture
- Google Duo
- Google Hangouts
- GroupMe
- HOOKED Chat Stories
- Hoop
- Hot or Not
- Houseparty
- Hulu
- iFunny
- imo messenger
- IMVU
- IRL Social Calendar
- Jott
- Kik
- Kinzoo
- Lemon8
- LIKEE
- Lipsi Anonymous Messaging
- LiveIn Widget
- LiveMe
- Locket Widget
- Marco Polo
- MeetMe
- Melon
- MeWe
- Minecraft PE
- Mixer
- Monkey
- Musical.ly
- Netflix
- NGL
- Omegle
- Parler
- Periscope
- Photo Roulette
- Pokémon GO
- Polly
- Poparazzi
- Private Photo Vault
- Profoundly: Anonymous Chat
- Push It
- Reels
- Roblox
- Sarahah
- Sendit
- Signal
- Snapchat
- Squad
- Steam
- Supe
- TBH (To Be Honest)
- Telegram Messenger
- TikTok
- Tinder
- Triller
- Tumblr
- Twenty
- Twitch
- Vero True Social
- Vigo Video (sebelumnya Flipagram)
- Village Social
- Vine
- Voila
- VSCO Photo
- Wattpad
- Whisper
- Wink
- Wishbone
- Yarn – Chat Fiction
- Yee
- Yik Yak
- YOLO
- YouNow
- YouTube
- YouTube Kids
- Youtube GO
- Yubo App
- Zello Walkie Talkie
- Zepeto
- Zigazoo
- Zynn
Mengawasi penggunaan aplikasi anak bukan berarti kita harus membatasi kreativitas dan kebebasan mereka, Guys. Tapi lebih ke bagaimana kita memberikan mereka wadah yang aman untuk berkembang dan belajar. Jadi, yuk mulai berbicara dengan anak tentang hal ini!
Ahmad, seorang ikonik yang sangat menyukai industri Game dan Kendaraan Listrik, bercita-cita ingin menjadi pakar teknologi untuk platform Android, iOS, dan Windows. Bermula dari ketertarikannya pada game sejak kecil, ia mendedikasikan dirinya untuk memahami dan mengembangkan teknologi game. Kecintaannya pada game bukan hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga dalam mengulas gameplay, yang ia lakukan dengan penuh gairah dan ketelitian.