Akhir-akhir ini perangkat lunak Pegasus sedang menjadi perbincangan, kabarnya ini menjadi perangkat lunak pengintai paling canggih yang digunakan dibeberapa negara.
Sobat Masih ingat dengan kasus peretasan Whatsapp Milik Ravio Putra 2020 silam? pada waktu itu muncul dugaan bahwasanya ponsel milik Ravio Putra diretas dan ditembus menggunakan Software Pegasus. Dimana perangkat dan Software mata-mata satu ini merupakan buatan negara Israel tepatnya perusahaan NSO Group.
Dugaan tersebut bukan sembarang, pasalnya dugaan tersebut dilontarkan oleh pakar / inisiator Ethical Hacking Indonesia, Tegus Aprianto. Pada Juli 2021 ini, sekelompok jurnalis yang bekerja sama dengan Amnesty International
merilis sebuah investigasi dugaann penyalahgunaan Pegasus oleh beberapa negara.
Tercatat, lebih dari 50 ribu nomor telepon yang telah diawasi menggunakan perangkat Pegasus satu ini. Dimana dari daftar yang dirilis, bahwasanya disebutkan klien NSO Group berasal dari 11 Negara.
Daftar klien yang diduga menggunakan Pegasus untuk mengawasi aktivis dan jurnalis, Berikut masing-masing negaranya :
- Meksiko
- Azerbaijan
- Kazakhstan
- Hungaria
- India
- Uni Emirate Arab
- Arab Saudi
- Bahrain
- Maroko
- Rwanda
Sumber : Laporan OCCRP, 18 JUli 2021 yang diwartakan di NarasiNewsRoom
Adapun para Klien Pegasus tersebut menargetkan beberapa kelompok seperti aktivis, jurnalis, diplomat, politikus, serta pejabat pemerintahan. Salah satu tudingan kuat penggunaan Pegasus yang paling terkenal yaitu adalah tuduhan Edward Snowden kepada pemerintahan Arab Saudi.
Dimana Snowden sendiri menuding Saudi telah melakan Spy atau memata-matai Jurnalis The Washington Post, Jamal Khasoggi. Dimana Jamal Khasoggi dibunuh oleh beberapa agen pemerintah Arab Saudi pada 2 Oktober 2018.
Lalu, Bagaimana Cara Pegasus Bekerja?
Jika sobat menggunakan aplikasi chatting layaknya Whatsapp dan Signal, pesan-pesan di dalam terlindungi oleh enskripsi end-to-end bukan? Hal tersebut membuat hanya pemilik ponsel saja yang dapat membaca mupun mengirim pesan. Nah, perangkat lunak Pegasus ini memungkinkan penggunanya menyusup ke dalam sistem ponsel yang ditargetkan.
Alih-alih hanya membaca pesan Whatsap atau Signal, nyatanya pengguna Pegasus dapat mengambil alih kendali ponsel yang dia susupi. Hal ini dijelaskan oleh kepala Laboraturium Keamanan Amnesty International, Claudo Guarnieri. Beliau berbicara sebagai berikut “Untuk melangkahi sistem keamanan pesan yang terenskripsi, kamu cukup menargetkan salah satu ponsel. Pegasus sanggup untuk melakukan lebih banyak hal di ponsel yang ditargetkan daripada si pemilik ponsel itu sendiri Kalau Signal, misalnya, mengenkripsi pesan demi keamanan, pengguna Pegasus bisa merekam aktivitas pnsel menggunakan Mikrofon, atau juga dapat mengambil tangkapan layar di ponsel tersebut, sehingga pesan-pesan dapat terbaca.” sumber: OCCRP.org, 18 Juli 2021.
Pengguna Pegasus akan terus-terusan untuk mengirimi sebuah tautan atau link dalam jumlah banyak ke dalam Ponsel yang dituju. Jika pengguna Ponsel kedapatan mengklik sekali tautan tersebut, maka Pegasus akan masuk ke dalam sistem dan akan memantau seluruh aktivitas ponsel tersebut.
Di lain sisi, Perusahaan NSO Group sendiri membantah adanya perangkat lunak atau Software bikinannya disalahgunakan. Perusaahan tersebut terus-terusan membantah secara tegas bahwa klien yang menggunakan Software tersebut hanya untuk memerangi para pelaku teror dan kriminal.
“NSO Group memiliki aasan kuat untuk meyakini bahwa klaim yang diberikan dalam laporan tersebut berdasar pada interpretasi yang salah atas bocoran data yang didapat dari informasi mendasar yang mudah diakses. Seperti layanan HRP Lookup, yang tidak ada kaitannya dengan target para klien Pegasus atau produk NSO lainnya. Layanan semacam ini tersedia secara terbuka untuk siapapun, kapanpun, dan di mana pun, dan kerap digunakan oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta untuk tujuan tertentu“. Kalimat tersebut merupakan Tanggapan perusahaan hukum yang mewakili NSO Group atas laporan OCCRP, 18 Juli 2021.
Di tanah air, sebuah media besar tepatnya Majalah Tempo pernah merilis bahwa perangkat lunak Pegasus sudah digunakan di Tanah Air. Informasi tersebut didapat Tempo melalui sumber anonim, yang kemudian dikonfirmasi oleh anggota komisi pertahanan dan Intelijen DPR RI. “Barang itu (Pegasus) sudah lama digunakan“, kata Effendi Muara Sakti Simbolon yang merupakan anggota Komisi Pertahanan dan Intelijen DPR RI, Fraksi PDI-P (Tempo, 27 Juni 2021).
Tips Mengamankan Ponsel dari Ancaman Spyware
Setelah membaca ulasan tentang perangkat lunak Pegasus asal Israel tersebut, sedikit banyak membuat merinding dan kengerian tersendiri. Namun dibalik itu, kita sebagai pengguna bisa lho mencegah spyware masuk ke dalam perangat. Berikut tips-tips dari kami:
Jangan Klik Tautan (link) Yang Tidak Jelas Baik Yang Dikirim Orang Maupun Muncul Secara Tiba-Tiba
Mengapa kita tidak boleh mengklik tautan yang tidak jelas pengirimnya dan isi tautannya? karena memang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa aplikasi Pegasus masuk ke dalam gawai target menggunakan Link yang diberikan lalu di klik oleh target, Maka dari itu, mulai sekarang hindari atau bahkan langsung saja hapus tautan yang tidak jelas tersebut ya!
Terlebih jika tautan tersebut mengiming-imingi sejumlah hadiah seperti uang yang sangat besar.
Jangan Menggunakan Aplikasi MOD, Terlebih Aplikasi Vital Seperti Whatsapp
Banyak orang saat ini yang tergiur menggunakan aplikasi berbasis mod atau modifikasi, karena fitur yang ditawaran tidak biasa dan lebih unggul ketimbang aplikasi originalnya. Namun tahukah sobat, bahwa aplikasi MOD juga berpotensi membawa virus, malware bahka spyware lho!
Jika memang ingin menggunakan aplikasi MOD, sebaiknya gunakan ponsel atau gawai kedua yang tidak digunakan untuk sehari-hari. Dengan kata lain ponsel tersebut tidak berisi data maupun informasi pribadi apapun.
Amankan Akun-Akun di Ponsel Dengan 2-Factor-Authentication
Pentingnya untuk menjaga akun-akun di Ponsel seperti akun Google, dan akun sosial media lainnya masih kurang disadari penggunna smartphone. Pasalnya, dengan mengunci ganda akun yang ada di ponsel dapat meningkatkan keamanan lebih, ketimbang hanya meguncinya sekali saja.
Biasanya fitur 2-factor-authentication sendiri sudah tersedia di ponsel langsung. Namun jika tidak ada atau kesulitan menemukannya, sobat bisa mengunduh aplikasinya yang ada di Play Store atau Apps Store.
Jangan Gunakan Perangkat Publik Untuk Pribadi
Maksud dari tips ini adalah sebaiknya sobat hindari perangkat publik seperti laptop atau PC kantor, laptop perpustakaan umum, dan perangkat publik lainnya untuk digunakan dalam hal pribadi seperti membuka Whatsapp, serta menyimpan data pribadi.
Mengapa begitu? karena kita tidak tahu apakah ada Spyware yang sudah tertanam disitu. Jika sudah terkena, maka seluruh aktivitas kita akan terekam jelas. Satu lagi, sobat jangan mudah tergiur dengan wifi publik yang gratis, wifi publik juga memungkinkan membuka jalan bagi spyware untuk mematai-matai ponsel.
Simak juga ulasan lainnya tentang Langkah-langkah untuk mengunci aplikasi Telegram serta Cara mengembalikan akun Whatsapp yang dibajak yang dapat sobat coba!
Akhir Kata
Itulah penjelasan tentang perangkat lunak Pegasus Spyware yang mampu menyusupi gawai target, dan tips untuk mengamankan gawai dari Spyware yang dapat kami sampaikan. Bagaimana? sobat ngeri membacanya? dengan begini, semoga sobat dapat lebih aware untuk mengamankan perangkat secara lebih ya agar mencegah hal-hal yang tidak dinginkan!
Sumber berita di dapatkan dari : Narasi.tv di Video di channel video : https://youtu.be/y3P-O2qu5sE
Spesialisasinya pada Android dan aplikasi mobile telah membantu banyak pengguna dalam memahami dan memaksimalkan penggunaan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya penulisan yang informatif dan mudah dimengerti, Indra telah menjadi referensi bagi banyak orang yang mencari informasi tentang Android dan aplikasi mobile.