Google mengumumkan telah merilis lebih dari 50 fitur baru pada produk mereka yang berfokus pada dunia pendidikan, termasuk didalamnya Google Classroom dan Google Meet. Diantara fitur baru tersebut, Google Clasroom menambahkan mode offline dan peningkatan tampilan seluler.
Raksasa teknologi yang berpusat di Amerika Serikat ini juga mengganti nama G Suite for Education menjadi Google Workspace for Education. Nama tersebut menjadi sebuah rumah bagi semua produk di bidang pendidikan termasuk Google Classroom, Google Meet dan Google Drive. Google mengklaim lebih dari 170 juta siswa dan pendidik di seluruh dunia mengandalkan produk – produk besutan mereka.
Guna memudahkan pembelajaran digital di kalangan siswa, Goggle telah meluncurkan versi resmi dari Google Classroom versi Android. Ini akan memungkinkan siswa untuk mengerjakan tugas mereka secara offline, meninjau tugas, mengakses lampiran di Google Drive serta menulis tugas di Google Document, semuanya dapat dilakukan secara offline tanpa koneksi internet aktif.
Untuk para pengajar, Google telah meningkatkan sistem penilaian pada aplikasi Android agar para pengajar dapat dengan mudah beralih diantara kiriman para siswa sambil tetap dapat menilai dan memberikan masukan.
Perusahaan ini juga memberikan ads-on pada Clasroom yang memungkinkan para pengajar mengintegrasikan alat dan konten teknologi dari pihak ketiga untuk dimasukan dalam antarmuka Clasroom. Add-on ini akan tersedia bagi guru yang menggunakan Educational Plus atau Teaching and Learning Upgrade di Google Classroom.
Untuk membantu guru mendeteksi plagiarisme yang dilakukan para siswanya, Google Classroom juga akan menerima laporan originalitas dalam 15 bahasa termasuk Hindi, Inggirs, Denmark, Suomi, Prancis, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Norsk, Portugis, Spanyol dan Swedia. Classroom juga akan mendapatkan sinkronisasi dengan daftar Sistem Informasi Siswa dan mampu mencatat laporan audit siswa,
Selain pembaruan pada Google Classroom, Google Meet juga diperbarui dengan kemampuan untuk mengizinkan lebih dari satu guru untuk setiap kelas virtual. Ini memungkinkan lebih dari satu guru yang menjadi host dalam sebuah kelas virtual.
Denagn opsi “Akhiri pertemuan untuk semua” pengajar akan dapat mencegah siswa tetap melakukan panggilan setelah mereka meninggalkan kelas. Pengajar juga memiliki opsi untuk membisukan semua pesera sekaligus atau memilih apakah siswa dapat mengaktifkan mikrofon sendiri atau tidak.
“Setahun terakhir ini, komunitas pendidikan telah memberikan kami inspirasi dengan kreativitas dan ketahanan mereka. Kemampuan untuk belajar dan mengajar, dari mana saja sekarang lebih penting dari sebelumnya, dan tidak akan berakhir ketika pandemi terjadi,” kata Bani Dhawan, Kepala Pendidikan Google wilayah Asia Selatan.
Dalam salah satu edisi Workspace for Education, Google juga menghadirkan model penyimpanan baru. Hal itu dilakukan untuk memastikan distribusi penyimpanan yang adil, mengingat Google akan membatasinya pada baseline 100 TB. Kebijakan baru tersebut akanmulai aktif pada bulan Juli 2022 untuk semua pelanggan Google Workspace fo Education yang ada dan akan diterpakan pada pelanggan baru yang mendaftar pada tahun 2022.
“Kami akan menghubungi lembaga yang terkena dampak secara langsung dalam beberapa pekan mendatang untuk membahas berbagai opsi untuk mendapatkan penyimpanan yang mereka butuhkan,” kata Google dalam postingan blog mereka.
Pembaruan lain dalam rangkaian aplikasi pendidikan tersebut antara lain fitur draft yang disimpan di Google Forums for Education Fundamentals dan transkrip rapat Google Meet untuk para pengguna Teaching and Learning Upgrade and Education Plus. (via)