Fitbit dilaporkan bakal meluncurkan sebuah cincin pintar yang bisa mengukur saturasi oksigen. Perusahaan asal Amerika Serikat ini dalam beberapa tahun terakhir telah bekerjaa untuk jam tangan pintar dan beberapa tracker kebugaran. Namun laporan terbaru menyebut bahwa mereka telah mengantongi paten sebagai langkah awal kemungkinan penerapan cincin pintar.
Yang menarik dari cincin pintar ini adalah bahwa paten ini tidak akan mengurangi kecanggihan cincin tetapi untuk menambahnya dengan kmampuan untuk mengukur tingkat saturasi oksigen darah (SpO2) melalui sensor optik bawaan. Cincin ini menawarkan akurasi yang jauh lebih baik daripada yang disediakan oleh perangkat yang berbasis pergelangan tangan seperti tracker kebugaran Fitbit yang ada saat ini.
Haus diakui bahwa faktor bentuk cincin lebih cocok untuk dipergunakan sebagai pengukur oksimeter denyut yang digunakan dalam pengaturan klinis dimana perangkat menjepit jari dan meneruskan cahaya dari satu sisi ke fotodetektor di sisi lain. Karena darah teroksigenasi dan terdeoksigenasi menyerap cahaya secara berbeda, pengukuran yang diberikan dapat digunakan untuk mengungkapkan angka SpO2.
Ini tentu berbeda dengan perangkat wearable berbasis pergelangan tangan. Pergelangan tangan jelas lebih tebal dari jari, dan teknologi perangkat wearable biasanya tidak mampu membungkus seluruhnya. Jadi sensor SpO2 pada tracker kebugaran menggunakan cahaya yang dipantulkan sebagai gantinya. Oleh sebab itu perangkat wareble hanya memberi Anda perkiraan, tetapi akurasinya tentu tidak setinggi dengan oksimeter khusus.
Lebih lanjut menurut paten yang terungkap, cincin itu akan meneruskan data yang dikumpulkannya ke ponsel Anda atau perangkat Fitbit lain melalui Bluetooth atau NFC. Sensor gerak dapat digunakan untuk menghilangkan banyaknya data yang disebabkan oleh gerakan, itu juga sebagai salah satu langkah yang diambil untuk penghematan daya yang memperpanjang masa pakai baterai.
Cincin pintar untuk tracker kesehatan bukanlah hal baru. Sebelumnya ada Oura yang juga dapat dikenakan di jari dan mengukur tidur, langkah, detak jantung, dan penyimpangan suhu tubuh serta kredensial kesehatannya baru-baru ini didukung oleh NBA yang membeli 2.000 di antaranya untuk para pemain dan stafnya untuk melacak metrik dalam perang melawan Covid-19 .
Namun Oura merupakan cincin pintar yang relatif mahal yakni seharga 300 USD. Oleh karena itu Fitbit diharapkan akan merilis sebuah cincin pintar yang jauh lebih murah dan menarik, terutama adalah fakta dimana paten ini menunjukkan bahwa pemilik juga harus membutuhkan perangkat lain guna mendapatkan pengalaman maksimal dan manfaat secara penuh.
Pada akhirnya, tentu saja tidak semua paten perusahaan diwujudkan dalam produk komersial. Namun dengan kondisi dimana Google merupakan pemilik baru Fitbit, perusahaan ini tentu memiliki anggaran untuk mencoba hal-hal baru.
Perusahaan yang sebelumnya bernama Healthy Metrics Research ini telah diminati oleh Google sejak tahun 2019. Google ketika itu mengumumkan niatnya untuk mengakkuisisi Fitbit seharga $2,1 miliar dan menutup kesepakatan pada awal tahun 2021.
Baca juga: Jam Tangan Pintar Fitbit Versa 2 Dengan Dukungan Amazon Alexa dan Layar OLED
Fitbit sendiri merupakan perusahaan produsen wearable terbesar kelima di dunia pada 2019 di belakang Xiaomi dan Apple. Mereka melaporkan telah mampu mengkapalkan lebih dari 100 juta perangkat serta mempunya tak kurang dari 28 juta pengguna.