Di tengah meningkatnya perhatian terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), ByteDance, perusahaan induk TikTok, dilaporkan sedang bekerja pada model AI baru dengan bantuan Huawei. Kerja sama ini muncul sebagai langkah untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pembatasan ekspor AS, yang telah menyulitkan ByteDance untuk mendapatkan chip dari NVIDIA. Berikut adalah detail lengkap mengenai rencana ini dan peran Huawei dalam mendukung pengembangan AI ByteDance.
ByteDance Menghadapi Tantangan Akibat Pembatasan Ekspor AS
Pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap China, khususnya terkait teknologi canggih seperti chip AI, telah menjadi hambatan besar bagi perusahaan teknologi asal China. ByteDance, yang awalnya menggunakan chip NVIDIA H20 yang dirancang khusus untuk pasar Tiongkok agar bisa tetap beroperasi di bawah batasan ini, kini kesulitan mengamankan pasokan chip yang dibutuhkan untuk proyek AI-nya.
Bagi yang belum familiar, pemerintah AS membatasi penjualan chip AI kepada entitas Tiongkok sebagai bagian dari strategi untuk memperlambat pertumbuhan teknologi di China. ByteDance, yang terkenal dengan aplikasi TikTok, menjadi salah satu perusahaan yang terpengaruh langsung oleh kebijakan ini, dan sekarang harus mencari solusi alternatif untuk terus mengembangkan teknologinya.
Sebagai tanggapan atas situasi ini, ByteDance kini beralih ke Huawei untuk membantu melatih dan mengembangkan model AI barunya. Dilaporkan bahwa ByteDance telah memesan 100.000 chip Ascend 910B dari Huawei pada tahun ini, meskipun baru sekitar 30.000 unit yang telah diterima.
Chip Ascend 910B dari Huawei diklaim memiliki performa GPU dan efisiensi energi yang lebih baik dibandingkan chip A100 milik NVIDIA, menjadikannya solusi yang potensial untuk mendukung kebutuhan pengembangan AI ByteDance. Ini merupakan langkah strategis ByteDance untuk mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi asal AS dan beralih ke alternatif yang lebih mandiri, seperti yang ditawarkan oleh Huawei.
Dampak dari Kekurangan Pasokan Chip
Meski kerja sama dengan Huawei membuka peluang baru bagi ByteDance, kekurangan pasokan chip menjadi kendala tersendiri. Ini berpotensi memperlambat perkembangan proyek model AI baru mereka. Terlepas dari kekurangan ini, langkah ByteDance berkolaborasi dengan Huawei menunjukkan upaya serius untuk melanjutkan proyek teknologi canggihnya meskipun menghadapi tantangan dari pembatasan internasional.
Selain itu, laporan ini juga mengisyaratkan bahwa ByteDance sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asal AS secara keseluruhan, di mana hal ini penting mengingat ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan politik dan perdagangan antara AS dan China.
Pengembangan AI ByteDance: Dari Coze hingga Model Baru
Ini bukan kali pertama ByteDance terjun dalam pengembangan AI. Pada awal tahun ini, ByteDance meluncurkan Coze, sebuah platform inovatif yang mirip dengan OpenAI. Platform ini memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan menerapkan chatbot AI tanpa perlu keahlian pemrograman, menunjukkan komitmen ByteDance dalam menghadirkan solusi AI yang dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.
Namun, berbeda dengan proyek Coze yang lebih bersifat umum, model AI baru yang sedang dikembangkan ByteDance kali ini kemungkinan memiliki tujuan yang lebih spesifik dan canggih, terutama dalam menghadapi persaingan di dunia teknologi AI yang semakin ketat.
Kerja sama antara ByteDance dan Huawei ini mencerminkan dinamika baru dalam industri teknologi global. Sementara pembatasan ekspor AS tampaknya menjadi penghalang besar, perusahaan-perusahaan China seperti ByteDance dan Huawei terus mencari cara untuk berinovasi dan bersaing di tingkat global.
Dengan chip Ascend 910B yang memiliki performa lebih baik, ByteDance mungkin akan mampu mengatasi hambatan teknis yang selama ini disebabkan oleh ketergantungan pada chip NVIDIA. Namun, faktor-faktor seperti ketersediaan chip, regulasi pemerintah, dan ketidakpastian dalam perdagangan internasional masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.
Penutup
Langkah ByteDance untuk bekerja sama dengan Huawei dalam pengembangan model AI baru menunjukkan adaptasi yang cerdas terhadap tekanan geopolitik dan pembatasan teknologi. Meskipun proyek ini masih berada dalam tahap awal dan beberapa detailnya belum dikonfirmasi, kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana perusahaan teknologi besar China berupaya untuk tetap kompetitif di tengah pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah AS.
Di masa depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak perusahaan teknologi yang mengikuti jejak ByteDance, beralih ke solusi dalam negeri untuk mengatasi tantangan global. Dengan Huawei sebagai mitra utama, ByteDance tampaknya siap untuk terus mengembangkan teknologinya dan mungkin menjadi pemimpin baru dalam industri AI global.
Upaya ByteDance untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi AS dapat menjadi tonggak penting dalam lanskap teknologi global, terutama di tengah persaingan antara dua kekuatan besar teknologi dunia, AS dan China.
Slamet adalah seorang blogger yang bersemangat tentang segala hal yang berkaitan dengan Android, mulai dari aplikasi dan game terbaru hingga perkembangan kendaraan listrik seperti sepeda motor listrik.