Raksasa teknologi asal Tiongkok, Vivo, secara resmi telah meluncurkan chip pencitraan profesional V1 yang baru. Chip tersebut secara resmi diperkenalkan pada Senin 6 September 2021 kemarin dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan.
Vivo Communication Technology Co. Ltd. yang berkantor pusat di Dongguan, Guangdong, kini tak hanya mengembangkan ponsel cerdas, aksesori ponsel cerdas, perangkat lunak, dan layanan online. Mereka kini telah berhasil membuat chip pencitraan profesional V1 yang berbeda dari prosesor aritmatika umum atau semi-universal CPU dan DSP.
Ketika memproses tugas tertentu, chip ini memiliki kualitas kinerja tinggi, latensi rendah, dan konsumsi daya rendah. Chipset ini juga mampu menghemat energi ketika dihadapkan dengan sejumlah besar aktivitas kompleks. Ini mengungguli DSP dan CPU dengan faktor sepuluh.
Ketika dibandingkan dengan prosesor PC unggulan 16 hingga 24 megabita, chip ini mampu melebihinya dengan cache besar yang setara dengan 32 megabita dalam hal kinerja. Chip pencitraan profesional ini merupakan sebuah penelitian dan pengembangan independen pertama yang dilakukan oleh lebih dari 300 peneliti dan diselesaikan dalam 2 tahun.
Untuk mewujudkan chipset ini Vivo juga bekerja dengan tim Zeiss utamanya untuk mengatasi keterbatasan teknis seperti proses dan hasil dan lensa kaca yang saat ini mampu menawarkan transmisi cahaya yang tinggi, dispersi sangat rendah, dan stabilitas termal.
Proses kalibrasi optik dinamis AOA digunakan untuk menyesuaikan pengurangan ketajaman dengan kesalahan ketebalan lensa dan kesalahan eksentrik lensa. Perusahaan yang berbasis di China ini juga telah memperkenalkan teknologi pelapisan SWC yang memastikan bahwa cahaya yang dipantulkan sepenuhnya ditekan, dan reflektifitas berkurang hingga minimal 0,1%, yang sangat meningkatkan kualitas.
Vivo dan Zeiss juga bekerja melalui kinerja kartu warna 140 dan algoritma matriks pemetaan warna 3D untuk menyesuaikan 262.144 parameter agar rona lebih akurat dan pemrosesan saturasi lebih halus. Hasilnya, akurasi rona E meningkat sekitar 15,5%, menghasilkan warna yang lebih alami.
Dalam keteranganya, Vivo menjelaskan perlunya pengembangan chip pencitraan independennya dengan mengatakan bahwa daya komputasi adalah hambatan baru yang membatasi pengembangan pencitraan ponseL, dimana saat ini semua orang mengajukan persyaratan yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk resolusi gambar dan efek rendering layar.
Sistem pencitraan ponsel saat ini sudah dikatakan Vivo sedikit melemah. Mereka percaya bahwa dalam menghadapi kesenjangan daya komputasi yang besar, chip yang disesuaikan dan algoritma pengoptimalan pemrosesan berkecepatan tinggi adalah tren baru untuk terobosan pencitraan seluler.
Seperti diketahui, chip ISP Vivo V1 akan dipasang pada smartphone seri Vivo X70 mendatang yang rencananya akan resmi diluncurkan di pasar China pada 9 September pukul 19:30 waktu setempat. Segera setelah peluncuran di China, jajaran smartphone diperkirakan akan diluncurkan secara global.
Jelang peluncurannya, ponsel ini telah muncul di China Telecom yang mengungkap spesifikasi utamanya. Menurut daftar, seri Vivo X70 akan membawa perubahan besar pada kamera dan tentu saja akan mengusung optik ZEISS. Vivo X70 akan menampilkan sistem tiga kamera belakang yang ditempatkan secara vertikal dengan sensor utama 40MP, lensa UW 12MP, dan lensa kamera potret 12MP.